Salam...
semoga rahmatNYA selalu tercurah pada kita semua.... Amin...
wah, kok gobloknya aku ya... dah diperingatkan tentang "waktu" masih aja main-main ma waktu... sing telatlah, kerjaan nyantailah, nggarap proposal nyantailah, aduh,,, mumet aku... sampe aku bingung harus meng-gimana-kan diriku ini...
terlalu santai mumet, ne' ngoyo yo mumet,...
aduh apiknya gimana yah...???
apa aku perlu mencoba tazkiyatun nufus??? mencoba menyucikan hati ku yang kemungkinan besar kotor ini....???
dalam kuliah Ma'had 'Aly Wahid Hasyim Semester SAtu, pada mata kuliah Tasawuf, diriku mencoba menerima apa yang disampaikan as-Syeikh Abdul Basith AB, selaku dosen pengganti pada mata kuliah tersebut.
dalam kuliah tersebut beliau menyampaikan bahwasanya logika kita itu penuh dengan logika positivisme, yaitu logika kausalitas atau sebab-akibat. Sehingga, saat kita melakukan apapun itu, kita mengharap lebih akan adanya imbalan atau imbal balik atas apa yang kita lakukan.
Nah, karena sebuah pengharapan tersebut, kita bisa dikatakan MUSYRIK lho... (lho gimana bisa begitu?
nah, mau tahu???
menurut yang saya tangkap dari syarh-nya beliau saat ngaji adalah bahwasanya karena nalar berpikir kita terisi dengan logika sebab-akibat, maka kita telah menghukumi bahwasanya apa yang kita lakukan kita 'berhak' mendapatkan imbalan.
Hm, itu berarti kita meng'hamba' pada amal kita bukan pada Gusti Allah KAng Maha Asih...
Astaghfirullah, Istaghfir dzunubi ya Allah...
So, what we gonna do?
semoga rahmatNYA selalu tercurah pada kita semua.... Amin...
wah, kok gobloknya aku ya... dah diperingatkan tentang "waktu" masih aja main-main ma waktu... sing telatlah, kerjaan nyantailah, nggarap proposal nyantailah, aduh,,, mumet aku... sampe aku bingung harus meng-gimana-kan diriku ini...
terlalu santai mumet, ne' ngoyo yo mumet,...
aduh apiknya gimana yah...???
apa aku perlu mencoba tazkiyatun nufus??? mencoba menyucikan hati ku yang kemungkinan besar kotor ini....???
dalam kuliah Ma'had 'Aly Wahid Hasyim Semester SAtu, pada mata kuliah Tasawuf, diriku mencoba menerima apa yang disampaikan as-Syeikh Abdul Basith AB, selaku dosen pengganti pada mata kuliah tersebut.
dalam kuliah tersebut beliau menyampaikan bahwasanya logika kita itu penuh dengan logika positivisme, yaitu logika kausalitas atau sebab-akibat. Sehingga, saat kita melakukan apapun itu, kita mengharap lebih akan adanya imbalan atau imbal balik atas apa yang kita lakukan.
Nah, karena sebuah pengharapan tersebut, kita bisa dikatakan MUSYRIK lho... (lho gimana bisa begitu?
nah, mau tahu???
menurut yang saya tangkap dari syarh-nya beliau saat ngaji adalah bahwasanya karena nalar berpikir kita terisi dengan logika sebab-akibat, maka kita telah menghukumi bahwasanya apa yang kita lakukan kita 'berhak' mendapatkan imbalan.
Hm, itu berarti kita meng'hamba' pada amal kita bukan pada Gusti Allah KAng Maha Asih...
Astaghfirullah, Istaghfir dzunubi ya Allah...
So, what we gonna do?
0 komentar:
Posting Komentar